Apa bedanya buying inventory dengan buying audience ?

Dulu diawal saya memasuk industri bisnis online display advertising, saya pernah mengira bahwa istilah buying inventory itu sama dengan buying audience. Buying inventory adalah membeli `space` iklan pada suatu website, bila produk yang sedang di `endorse` adalah mobil luxury sport, maka kemungkinan iventory yang akan dibeli adalah website/forum/portal bertemakan automotif. Buying audience adalah membeli `target` audience, bila produk yang sedang di `endorse` adalah mobil, maka audience yang akan dibeli adalah Male , pengusaha, umur 30 tahun keatas, Status ekonomi A

Pada buying inventory, pemilihan website/forum/portal bertemakan automotif berdasarkan mayoritas profile audience yang berkunjung website/forum/portal bertemakan automotif tersebut, sedangkan pada buying audience, iklan mobil luxury sport dapat tampil diwebsite mana saja asal dengan syarat profile audience

yang sedang mengunjungi website tersebut memiliki kriteria seerti yang diminta yaitu : Male , pengusaha, umur 30 tahun keatas, Status ekonomi A

berbeda dengan buying inventory, pada metode buying audience, advertiser/digital agency tidak perlu pusing memikirkan website dan ad network yang akan digunakan, sepanjang audiencenya tepat, maka iklan akan ditampilkan. Hal ini bisa terjadi, karena platform DSP (Demand Side Platform) yang memfasilitasi ‘buying audience’ dapat bekerja dengan algoritma tertentu, hanya menampilkan iklan pada audience yang dianggap tepat. Secara teknis, bagaimana hal ini bisa terjadi ? seperti pada pembahasan posting sebelumnya disini, DSP memiliki partner yang dikenal sebagai DMP (Data Management Platform).

DMP akan mensupply data pada DSP mengenai data karakteristik visitor. Bagaimana DMP bisa memperoleh data visitor? , bisa menggunakan cara survey /questionnaire yaitu bertanya kepada `random vistor` / pengunjung acak secara online atau melihat `web user behaviour`. DMP bekerja sama dengan banyak owner website, melakukan pencatatan sejarah kunjungan di tiap website tersebut, mencatat artikel jenis apa saja yang dibaca, item apa yang dibeli secara online, forum apa yang sering dikunjungi. Dari catatan ini, melalui analytic yang bekerja secara programatic , akan diketahui type audience tersebut.

mungkin sebagian besar dari kita belum menyadari, apabila ketika kita berselanjar di dunia internet, menjalankan suatu aplikasi atau membuka browser dari komputer, tablet, smartphone, ada `aplikasi/program` yang selalu mencatat aktivitas kita, membaca artikel, melakukan klik, melihat video dan sebagainya.

Dengan pengolahan analytic yang mantap, dapat disimpulkan misalkan anda pria , berumur 18-25 tahun, single, status ekonomi C, berminat pada hal-hal gaib.

Bagaimana suatu DMP bisa mengambil kesimpulan seperti ini?, anda pria, berumur 18-25 tahun didasarkan pada artikel yang sering anda baca, status ekonomi C berdasarkan type handset yang anda punya, single berdasarkan pada kunjungan anda yang sering ke situs pencari jodoh, berminat pada hal gaib berdasarkan

pada forum yang sering anda kunjungi. Kurang lebih begitulah cara kerja DMP (Data Management Platform) Provider.

Page 1 of 2 | Next page