Digital Advertising Ecosystem

masih berkaitan dengan posting sebelumnya, yaitu tentang evolousi online display advertising , dan  display advertising teknology landscape ,  kali ini akan dibahas tentang digital advertising ekosistem.

mari kita lihat dulu video dari dari Mark Dye – cofounder of BizoB2B dibawah ini

pemain utama pada campaign digital adalah Advertiser dan Publisher,  Advertiser memerlukan media digital untuk menyebarkan pesan dalam bentuk digital seperti text,banner dan animasi gambar.
Advertiser seringkali diwakili oleh Digital Agency. Digital agency membantu dalam mencarikan target audience yang pas untuk advertiser. Digital Agency membuatkan media plan, mencari publisher yang sesuai dengan target audience advertiser. Dengan perkembangan internet yang cepat, maka muncul banyak publisher, sehingga
proses deal dengan publisher menjadi semakin menyita waktu. Muncul kemudian adnetwork. adnetwork menghubungkan advertiser ke banyak publisher sekaligus. Adnetwork dapat mengkategorikan kategori konten sesuai dengan target audience, Selain adnetwork, juga muncul third-party-audience-network, perbedaannya
dengan adnetwork, bila adnetwork fokus ke kategori konten, 3rd party audience network fokus ke audience.
pada banyak kasus pada publisher, mereka menyediakan 2 type ruang untuk beriklan,
untuk iklan yang didapat khusus dari advertiser/digital agency disebut premium dan yang berasal dari adnetwork disebut remnant.

Sekarang mari kita saksikan video series berikutnya Digital Advertising Ekosistem 101,
masih video dari Mark Dye – cofounder of BizoB2B, pada sesi lanjutan ini akan dibahas  Penjelasan DSP (Demand Side Platform) dan SSP (Supply Side Platform)

DSP dan SSP adalah platform, algorithma engine yang mengatur optimasi untuk advertiser dan publisher.
Pada DSP dan SSP terdapat RTB (real time bidding), DSP dan SSP terkoneksi ke banyak adnetwork dan third-party optimization server. cara kerja algoritma ini dikenal dengan programmatic buying dan selling. Proses menentukan harga, memilih target website, mendapatkan report realtime, semua dilakukan secara automatis. enak kan ?, digital agency nggak perlu pusing lagi bernegoisasi harga, mencari publisher, meminta report, melakukan perubahan harga/target website, karena semua bisa dilakukan pada satu dashboard.

Analogi RTB mungkin sperti ini, bayangkan suatu pasar yang terdiri dari banyak penjual dan didatangi banyak pembeli. let’ say ada pembeli A sedang mencari ikan. ada 10 penjual dengan memasang harga antara $2.00 sampai $6.00. A pasti mencari yang termurah yaitu ikan dengan harga $2.00. dengan harga $2.00 , A mendapatkan ikan. Esoknya, ternyata supply ikan menurun, dan hanya ada 3 penjual dengan harga naik antara $8.00 sampai $10.00 , dengan harga kemarin $2, A tidak lagi mendapatkan ikan, untuk mendapatkan ikan , A harus berani membeli dengan harga $8.00 . Begitulah cara kerja RTB ini bila dianalogikan dengan kejadian sehar-hari. Untuk detail secara teknis, bagaimana RTB bekerja, mudah2an kalau sempat nanti dibahas juga di blog ini.

Switch to our mobile site