AdTech Jakarta 2014

AdTech adalah event tahunan tentang digital marketing , biasanya diadakan berseri/roadshow di kota-kota besar international seperti New York, San Francisco, London, New Delhi, Shanghai, Singapore, Sydney, Melbourne dan Tokyo. Pada tahun 2014 ini Adtech merambah kota-kota di wilayah asia tenggara seperti Jakarta, Kuala Lumpur dan Bangkok

hari ini senin 5 may 2014, agenda adtech Jakarta sebagai berikut

0900 – 0915 hrs -> Media Landscape of Indonesia
0915 – 0945 hrs ->Creating Your Ideal World: Here Is What Your World Class Marketing Should Look Like Very Soon
0945 – 1015 hrs ->Understanding The Real Mobile Audience In Indonesia + Social Messaging Trends In 2014
1015 – 1045 hrs ->Networking Break + Tour Exhibition
1045 – 1115 hrs ->Sponsored Presentation 1: Mastering Digital Video: Tools Of The Trade
1115 – 1145 hrs ->Transforming Big Data Into Actionable Insights
1145 – 1215 hrs ->Digital Talent Acquisition And Retention
1215 – 1245 hrs ->Sponsored Presentation 2: Digital Media On The Cloud – Faster, Easier, Economical
1245 – 1345 hrs ->Networking Lunch + Tour of Exhibition
1345 – 1415 hrs ->Embracing The Second-screen Experience
1415 – 1445 hrs ->Sponsored Presentation 3: 5 Senses Of The Mobizen Ecosystem
1445 – 1515 hrs ->Sponsored Presentation 4: Performance Display Ads: Harness The Power Of Big Data To Achieve One-to-One Communication With Customers
1515 – 1545 hrs ->Networking Break + Tour of Exhibition
1545 – 1615 hrs ->Building A Seamless Brand Presence In Indonesia: Challenges & Insights
1615 – 1645 hrs ->Trends For Native Advertising In 2014
1645 – 1715 hrs ->Global Fan Engagement via Digital Innovation
1715 – 1745 hrs ->Digital Marketing In Emerging Markets
1745 – 1815 hrs ->As Technology Impacts Modern Marketing, What Are the Opportunities Ahead
1815 – 1835 hrs ->Sponsored Presentation 5: BBM Channels – The New Mobile Social Media Platform
1835 – 1850 hrs ->Closing Remarks

livetweet untuk acara ini adalah #adtechjkt ,Mari kira rangkum point penting pada acara adtech hari ini

Creating Your Ideal World: Here Is What Your World Class Marketing Should Look Like Very Soon
Oleh : Michael Leander

Perkembangan teknologi sangat cepat, membawa dampak kepada bagaimana user berinteraksi memanfaatkan teknologi. Mata membaca lebih banyak daripada telinga, mata membaca 2,500 kata permenit sedangan telinga membaca 125 kata permenit. ini maksudnya menyampaikan pesan secara visual lebih cepat ketimbang menyampaikan pesan melalui suara. konten penyampaian pesan akan menentukan calon konsumer untuk membeli produk, Bukan ditentukan oleh dari media mana pesan tersebut disalurkan. Di Era Digital, ada banyak media dan channel untuk menyampaikan pesan, antara lain media hardware seperti Mobile Phone , Layar Komputer , Gadget Tablet, Layar Notebook/Laptop. Media software/apps/platform seperti Websites, Blog, Social Media, Instant Messaging, Mobile Application, games, social network.

Tidak perlu terlalu fokus kepada teknologinya tapi fokus kepada sasaran/target audience, setiap hari, manusia di kota besar dijejali kurang lebih 6,000 pesan komersial dari mulai bangun tidur sampai dengan tidur malam hari. tantangannya bagaimana pesan yang akan disampaikan dapat berkesan, dikenal, dapat dipercaya, dan dperlukan oleh target audience. Berikan `pengalaman’ kepada audience mengenai interaksi mereka dengan brand, bicara dengan bahasa personal bukan dengan bahasa advertising, mengerti kebutuhan audience dan dapat mengantisipasi kebutuhan audience tersebut.

Understanding The Real Mobile Audience In Indonesia + Social Messaging Trends In 2014
Moderator: Marcus S Tan, Regional Director , BBM Asia
Panelists:  Andy Zain, Executive Director, mig33 ,Triari Senawirawan, GM Marketing, Telkomsel Digital Advertising

Membicarakan layanan OTT (over the top) , OTT adalah layanan aplikasi software seperti instant messaging, games, software pada handset mobile. layanan OTT tentu saja membutuhkan paket Data internet yang disediakan oleh operator Telco. Data menunjukkan ada 150 juta pelanggan data, 75 % penetrasi, angka yang cukup menjanjikan bagi pemain di industry mobile. Di berbagai kota besar di Indonesia, sudah umum bila kita melihat atau merasakan sendiri bagaimana 1 orang dapat memiliki lebih dari 2 gadget. Akibat begitu besar masyarakat indonesia antusias menggunakan aplikasi OTT seperti twitter, facebook, path, skype, mail, instant messaging, mobile browser,  mobile online game dan sebagainya,  menyebabkan operator telko harus sering menambah kapasitas benwit dan teknologinya agar dapat terus melayani pelanggan dengan baik. Bila diluar negeri layanan OTT dianggap `mengganggu` infrastruktur seperti pada kasus T-Mobile dan AT&T , saat ini operator telko justru bersahabat dengan layanan OTT karena dapat membantu memasukkan revenue untuk telko.Bila marketer perlu memikirkan strategi bagaimana menyampaikan pesan melalui channel/layanan OTT, mobile lokal developer perlu berpikir bagaimana membuat aplikasi yang (1) Fun (2) Menghemat duit/pengeluaran user (3) Mendatangkan uang/revenue untuk user. Thats what Andy Zain told to audience.

Sponsored Presentation 1: Mastering Digital Video: Tools Of The Trade
Phu Truong, Managing Director SEA, TubeMogul

kalau tidak salah mensimpulkan, tubemogul ini seperti mediamind/doubleclick/eyeblaster (adServer untuk platform display banner ads), hanya bedanya, tubemogul ini khusus untuk platform video, Lebih tepatnya lagi mereka memposisikan diri sebagai Programmatic Video Add, Tools and Measurement. Pada era sebelum digital, iklan video pada TV sangatlah sederhana,  video is the vehicle of mass awareness, tidak ada metode pengukuran seperti KPI, ROI, CTR dan sebagainya. Menurut data, pada tahun 2016,  90% konten pada web traffic akan berbentuk video.

Transforming Big Data Into Actionable Insights
Moderator: Nadia Augustine Tan, Lead, Measurement & Insights, Facebook
Panelists:Chetan Patel, Vice President, Strategic Marketing & E-Commerce, Amari Hotel , Vinoaj Vijeyakumaar, Managing Partner & Co-Founder, Sparkline Analytics

Membicarakan mengenai bagaimana memanfaatkan data untumk mendapatkan insight dari hasil sebuah campaign digital. dimulai dari membicarakan Last-Click Attribution. Marketer sering kali berasumsi bahwa konversi transaksi yang terjadi pada landing page websitenya diukur dari banyaknya pengunjung berasal dari website / situs / channel tertentu. Dari hasil analisis bisa saja memberikan data bahwa kunjungan dari channel / situs / Portal A memberika konversi paling tinggi dari channel / situs / portal B. Konversi melalui email lebih rendah dari aktivasi campaign melalui display video banner di situs C. Pembicara menganalogikan penilaian Last-Click Attribution persis seperti pada olahraga Sepak Bola, dimana orang menilai penyerang tengah paling berjasa ketimbang pemain lain. Menurut rangkaian analisis panjang, kenyataan tidaklah seperti itu, sebelum melakukan keputusan membeli, pengunjung melalui tahapan panjang, browsing dari situs ke situs, membaca review testimonial dari pembeli produk sebelumnya, meminta pendapat teman melalui jaringan social media, melihat tampilan animasi display banner pada suatu situs, menerima email dari teman dekat dan sebagainya. seperti ditulis pada artikel ini, lastclick attribution is already dead.

dibahas juga mengenai pentingnya IT dan Marketing bekerja sama. Pada suatu department, biasanya memiliki divisi IT dan Marketing, Seringkali masing-masing bekerja sendiri, terpisah dari yang lain, padahal divisi marketing dan IT saling berkaitan, team IT dapat memberikan pengolahan data yang dapat dianalisis oleh marketing analyst. Point penting untuk dieksplorasi oleh corporate company, apakah divisi IT dan Marketing mereka bekerja terpisah atau bekerja sama mengumpulkan data yang berarti ?

Digital Talent Acquisition And Retention
Moderator: Arief Subardi, HR Associate Director, IPG Mediabrands
Panelists: Dini Ubaya Raharjanti, Head of Media, L’Oreal Indonesia,Michael Wright, Head of Talent Acquisition, Asia Pacific, GroupM ,Maneesheel Gautam, Leader, Digital, Mindshare Indonesia,Pandu Wirawan Arief, COO, PT. AdPlus Digital Solusindo,Magnus Ekbom, CEO and Co-Founder, Lazada.co.id, Lazada Group

Membicarakan mengenai pengalaman, tips dan trik apa yang dialami oleh panelis dalam mendapatkan karyawan, mengelola karyawan dan mengembangkan karyawan menjadi `mutiara` yang berharga di industri digital. Pada umumnya seperti di Indonesia, seringkali erjadi fenomena dimana tidak hanya 1 karyawan yang pindah dari company A ke company B, melainkan 1 Team, 1 Divisi pindah beramai-ramai. nah bagaimana mengatasi hal ini ?
pembicaraan menarik. Digital adalah industri baru, diperlukan individu yang mengerti dunia digital, bagaimana marketer brand dapat memanfaatkan media digital untuk menyampaian pesan komersial tanpa terlalu ‘anoying’ dan membuat ‘noise’ hiruk pikuk. Tidak saja mengerti teknologi digital akan tetapi mengerti bagaimana berkomunikasi interaktif, mendapatkan target market yang tepat, melakukan pengukuran apakah campaign dapat didefinisikan sukses atau gagal. banyak hal yang perlu dieksplorasi, kegagalan dalam melakukan campaign perlu dianalisa, setiap individu perlu diberikan kebebasan dalam melakukan eksplorasi.

Sponsored Presentation 2: Digital Media On The Cloud – Faster, Easier, Economical
Daryl Webb, General Manager- APAC, Softlayer Technologies

Embracing The Second-screen Experience
Speakers: Rushit Jhaveri, Vice President, Brand Licensing, FremantleMedia Asia
Kabeer Chaudhary, Key Account Manager, Mobext

Apa itu second screen ? second screen adalah layar kedua, bila layar pertama yang dimaksud adalah Televisi , maka layar gadget/tablet adalah layar kedua bagi pemirsa televisi. Televisi masih dikonsumsi akan tetapi mayoritas menonton Televisi sambil menggunakan mobile phones/gadget. Interupsi Iklan yang muncul pada layar televisi (first screen) akan menagalihkan fokus pemirsa ke gadget (second screen) mereka. Apakah hal ini baik untuk brand yang melakukan campaign di televisi ? Lihat bagaimana Freemantle memanfaatkan media digital. Sudah pernah dengar acara idols, got talent dan x factor dari freemantle ?, mereka memanfaatkan keterlibatan pemirsa untuk berinteraksi antara program tv show mereka dengan media digital seperti youtube. Freemantle adalah salah satu partner dari yotube. Freemantle menyediakan aplikasi mobile, situs responsive yang dapat diakases melalui anekaragam devices.

Sponsored Presentation 3: 5 Senses Of The Mobizen Ecosystem
Speaker: Vikas Gulati, VP Southeast Asia, Vserv.mobi

voice, video ,touch, targeting,transaction adalah 5 keunggulan bagi brand untuk melakukan Mobile Marketing melalui handset dibandingkan media komputer/laptop/desktop.

Voice. Campaign melalui media mobile, pemirsa dapat diarahkan untuk melakukan panggilan/call voice langsung ke tempat pemilik brand. CTR untuk click to call berada pada kisaran 1.9 % ,  sedangkan click to banner berada pada 0,6 %.
Video. Pemirsa dapat diarahkan untuk melihat video campaign milik brand melalui aplikasi mobile.
Touch. Pemirsa dapat berinteraksi dengan brand melalui touch/sentuhan seperti games interactive, education apps dan entertaintment apps
Targeting. Brand dapat memilih segment target pemirsa berdasarkan lokasi, jenis handset/devices, System operasi handset/devices
Transaction. Brand dapat mengarahkan user untuk melakukan transaksi pembelian melalui handset secara mudah dan aman.

Building A Seamless Brand Presence In Indonesia: Challenges & Insights
Moderator: Piotr Jakubowski, Head of Digital, VML Qais
Panelists:Daniel Tumiwa, VP of e-Commerce, Garuda Airlines,Ina Suwandi, GM Funding and Services, PT Bank Central Asia Tbk ,Lody Lukmanto, Oral Health Marketing Manager, GlaxoSmithKline Indonesia,Rizky Muhammad, General Manager, Marketing Media Channel, Telkomsel ,Joshua Gunawan, Head of Digital, Aqua at Danone

Seamless adalah proses tanpa interupsi, bagaimana brand dapat hadir secara terus menerus dalam pikiran konsumen baik melalui media online dan offline, sehingga akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli produk/jasa milik brand. berdasarkan pengalaman para panelis, tantangan untuk aktivitas ini adalah kendala dari top management, menentukan KPI, merelasikan/mengkaitkan aktivitas campaign dengan penjualan. salah satu tips untuk meyakinkan top management untuk melakukan investasi campaign pada digital, tunjukkan apa yang dilakukan pesaing pada media digital. Beberapa panelis mengakui bahwa mereka sendiri tidak tahu apakah aktivitas campaign yang sudah dilakukan dapat dikatakan berhasil atau gagal. Silahkan bereksplorasi,

 

Tags:

Switch to our mobile site