memahami cara manusia berpikir

Saya melihat hal yang sama persis terjadi di dunia startup, dimana 2 kelompok investor yang berbeda akan memberikan valuasi bisnis yang berbeda pada startup yang sama. Untuk dapat menaksir harga, maka diperlukan data jumlah pengguna, latar belakang pengguna, bisns model, jumlah profit, jumlah revenue, jumlah cost yang sudah dibelanjakan, background founder, industri analisis/industry prospect dimana startup itu berada. Maka tidak heran apabila ada kelompok investor yang menaksir hanya  $100,000 , sedangkan kelompok investor lainnya menilai $100,000,000. perbedaan angka yang cukup jauh. kelompok investor pertama diberikan data proyeksi profit tahunan hanya sekitar $5,000. kelompok investor kedua diberikan data jumlah growth pengguna yang berangka 250% perbulan.

Kasus lain, adalah ketika sekelompok orang dipersilahkan untuk menebak berapa umur Gandhi ketika meninggal dunia. satu kelompok diberikan angka tebagan 114 tahun, dan kelompok lain diberikan angka 35 tahun. rata-rata tebakan pada kelompok pertama dan kedua berbeda jauh.

Menit ke 3:53 – 5:16

Lanjut ke hal berikutnya. Konsep mengenai science of availability.

Kamu tidak terlalu banyak mengkonsumsi berita-berita tentang terorisme, kamu sering kali berpergian menggunakan pesawat terbang, tidak pernah ada kekhawatiran akan terjadi pembajakan dan pesawat akan ditabrakan ke gedung bertingkat. Lain halnya dengan orang yang terlalu banyak membaca berita tentang terorisme , kecelakaan pesawat. Bagaimana manusia menerima menyerap informasi mengenai kriminalitas, terorisme akan mempengaruhi rasa khawatir orang tersebut. Inilah konsep yang menjelaskan, bagaimana respond reaksi kita akan `sesuatu` ditentukan oleh seberapa banyak kita menerima berita yang memberitakan hal baik/buruk tentang `sesuatu` tersebut. Ganti kata `sesuatu` tersebut menjadi nama agama, ideologi, paham tertentu, organisasi, institusi,  pemerintah/negara, tokoh politik, nama klub sepakbola, nama penyanyi dan sebagainya.

Menit ke 5:16 – 6:46

Konsep Loss Aversion.

Bersediakah kamu menerima taruhan sebesar $1,000 bila menang, akan tetapi  bersedia melepas $1,000 bila kalah ? mayoritas pasti tidak banyak yang bersedia, bagaimana bila taruhan risiko menangnya dinaikkan menjadi $2,000 bila kamu menang, dan rela melepas $1,000 bila kalah ? semakin tinggi nilai gain yang didapat dan risiko kehilangan lebih sedikit, maka jumlah orang yang menerima taruhan akan semakin banyak, Ini menjawab pada dasarnya setiap orang adalah Ogah Rugi alias menghindari kekalahan. Masih berkaitan dengan menghindari kerugian,apabila kamu memiliki teman yang kecanduan alkohol ataupun narkoba, mana yang lebih efektif untuk memberikan nasihat kepadanya. apakah dengan menjelaskan buruknya alkohol/narkoba atau menjelaskan betapa baiknya terlepas dari alkohol/narkoba ?. Cara yang lebih efektif adalah menjelaskan buruknya bila terjerat ketimbang menjelaskan manfaat positif/baiknya untuk menghindar dari alkohol.

Menit ke 6:46 sampai 7:35

Tentang Framing.

Bila kamu seorang jago copywriter, rasanya tidak perlu dijelaskan lagi apa itu framing. Framing adalah situasi kamu menjelaskan kepada seseorang mengenai suatu peristiwa/kejadian dengan cara lebih optimis.

suatu hari, kamu sebagai dokter, menjelaskan bahwa pasien harus melakukan suatu operasi, akan tetapi pada beberapa kasus, pasien meninggal dunia ketika melakukan operasi ini.

atau kamu dapat melakukan pendekatan seperti ini, kamu memberitahu kepada pasien, bahwa 90% orang yang melakukan operasi ini berhasil sembuh dan tetap hidup. Tentu saja framing positif akan selalu lebih baik bukan. Banyak kejadian yang sama didunia ini, diterjemahkan secara berbeda oleh masing-masing orang. inilah yang dinamakan framing. Contohnya adalah Bencana Alam. Sekelompok orang akan menterjemahkan sebagai suatu `Azab` dan sekelompok orang berbeda akan menterjemahkan sebagai `Cobaan`.

Menit ke 7:35 sampai ke 9:54

Sunk Costs fallacy.

Konsep ini sangat mudah dipahami mereka yang pernah menderita `gagal move on`.

Kamu kehilangan $1,000 diarena judi, kamu tahu kamu bisa saja pergi meninggalkan arena judi tersebut dan rela kehilangan $1,000. akan tetapi kamu tidak rela kehilangan $1,000 , kamu berusaha keras untuk menebus kekalahan dan mendapatkan kemenangan yang besar. Kamu tahu resikonya bila tetap berkeras untuk bermain, kamu berisiko membuat kerugian yang lebih besar. Kamu mengambil keputusan ini karena kamu berat kehilangan $1,000.

contoh kedua. Kamu terlanjur membeli permen 1 box, kamu tahu bahwa permen dapat menggerogoti kesehatan , tapi kamu tidak bisa meninggalkannya, karena kamu sudah terlanjur beli,

contoh ketiga. Banyak sekali barang tidak terpakai disekitar kamu, akan tetapi kamu tidak mau melepaskannya karena beberapa barang kamu beli dengan harga besar, kamu tidak rela melepasnya dengan harga murah.

Sunk Costs Fallacy didasarkan atas ketidakmauan atau ketidak ikhlasan melepas sesuatu karena di masa lalu kita telah membelinya dengan harga mahal.

Page 2 of 3 | Previous page | Next page