tentang innovator`s dilemma dan big bang disruption

Sekitar tahun 2005 saya pernah baca sebuah buku berjudul innovator`s dilemma, buku yang menceritakan kegamangan perusahaan besar dalam merancang strategi inovasi untuk kelangsungan hidup bisnisnya di masa yang akan datang. ditahun itu saya tidak terlalu dapat mencerna isi buku, akan tetapi setelah melihat kenyataan tumbangnya perusahaan sebesar Nokia , RIM Blackberry , media surat kabar amerika, perusahaan taxi di san fransisco mengingatkan isi buku ini. Buku ini diterbitkan tahun 1997 dan apa yang dikatakan 10 tahun berikutnya menjadi kenyataan. Kita lihat review buku tersebut dibawah ini.

Innovator`s dilemmma ditulis oleh Clayton Christensen, Professor Business Administration di Harvard Business School (HBS).

Buku ini menjelaskan kegagalan perusahaan besar dalam menghadapi inovasi disruptif. peristiwa ini membawa pelajaran/pesan hati-hati kepada organisasi perusahaan besar dan juga membawa pelajaran/pesan keberanian kepada pemain baru / pemain kecil untuk berani berinovasi menaklukkan pasar yang dikuasai pemain besar.

inti / pesan dari buku tersebut :

1. Sustaining melawan disruptive / Berkelanjutan melawan gangguan

2. Difficult to Adopt / Kesusahan beradaptasi

3. What does it all mean ? / Apa artinya semua ini

Sustaining artinya berkelanjutan. Inovasi sustaining maksudnya adalah inovasi berkelanjutan,  Perusahaan mendengarkan kemauan pelanggan, senantias membuat inovasi produk yang dikehendaki oleh pelanggan. Inovasi seputar mengurangi cacat produksi, penghematan biaya, proses produksi yang lebih cepat.

Berlawanan dengan Inovasi Disruptif. Inovasi disruptif dimulai dari niche market / celah market yang tidak dilirik oleh pesaing. berusaha menciptakan kebutuhan baru di celah market ini.

Perbedaan kunci inovasi berkelanjutan dengan inovasi disruptif adalah

Inovasi berkelanjutan berusaha memuaskan kebutuhan pelanggan saat ini

Inovasi disruptif adalah membidik kebutuhan pelanggan di masa depan.

inilah letak dilemma pengambil keputusan di perusahan besar, apakah akan melakukan Inovasi berkelanjutan atau inovasi disruptif ?

Kodak adalah perusahaan camera film yang pernah berjaya. ketika teknologi digital mulai muncul, suatu dilemma bagi kodak apakah meneruskan inovasi di ranah kamera film analog atau melakukan riset pada kamera digital. Kodak mengalami penurunan sejak tahun 1990 ketika perlahan-lahan terjadi penurunan kebutuhan akan kamera film, dan Kodak gagal mengantisipasi kebutuhan pelanggan masa depan akan kamera film digital.Kodak bangkrut di tahun 2012.

Untuk jangka pendek, inovasi berkelanjutan memang lebih pasti dan lebih baik, karena lebih mudah melihat kebutuhan masa kini ketimbang mereka-reka kebutuhan masa depan yang masih belum jelas.

peluang untuk melakukan percobaan dengan inovasi disruptif, sebaiknya dimulai dari niche market (berlawanan dengan mass market), yaitu kebutuhan market yang spesifik, karena menggarap niche market tentunya lebih murah ketimbang menggarap mass market. dengan niche market perusahan dapat melihat unmeet needs / kebutuhan pelanggan yang belum digarap dengan sungguh-sungguh oleh pemain lain.

Page 1 of 3 | Next page