Kita tentu saja percaya, bahwa ada kaitan antara teknologi dengan kemajuan bangsa. Negara yang tadinya kurang sejahtera seperti India, China, Brazil berhasil melompat perekonomiannya dibantu oleh penguasaan akan teknologi. Teknologi tentu saja berguna dalam membantu aktivitas sehari-hari. Seberapa dekat Teknologi Informasi digunakan dalam kehidupan sehari-hari ?, teknologi informasi mana saja yang hubungannya sangat dekat, cukup dekat dan tidak terlalu dekat dengan kegiatan kita ? Kegiatan apa saja yang memerlukan keberadaan teknologi informasi ?.
Bagaimana hubungan penggunaan teknologi informasi dengan kemajuan bangsa ?. Bagaimana caranya ?
Posting ini akan membahas dan bercerita tentang 5 tingkatan / level bagaimana kita menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan sehari-hari seperti sekolah/kuliah, bekerja, bersosialisasi dan berbisnis.
Level 0 : Mengetahui teknologi yang tersedia tapi belum melakukan action.
Level 1 : Action menggunakan TI untuk segala hal, tapi belum ada strategi optimum
Level 2 : Eksperimen A/B testing memanfaatkan TI dan memiliki strategi optimum
Level 3 : Menemukan bentuk yang tepat pas dari pemanfaatan TI
Level 4 : Mengembangkan system TI sendiri yang cocok/proven untuk optimasi kepentingan bisnis
Level 5 : Menemukan peluang baru di bidang penyediaan jasa IT untuk dijual secara mass/kustomisasi
Untuk memudahkan pemahaman, maka akan diambil 3 contoh peran utama.
Kasus pertama adalah kamu petani buah-buahan apel dan jeruk yang tinggal di ujung kota. Sayura
Kasus kedua adalah kamu seorang calon penulis yang berminat menjadi blogger.
Kasus ketiga adalah kamu tertarik untuk berbisnis online walaupun kamu belum punya produk sendiri dan tidak tahu apa yang akan dijual.
Level 0 – Belum menggunakan Teknologi
Kita mulai dari Level 0, yaitu belum menggunakan teknologi, mungkin karena faktor kesempatan, biaya dan waktu. Faktor kesempatan yaitu teknologi tidak tersedia di sekitar kamu,
kasus pertama : petani buah apel dan jeruk
Kamu tahu ada teknologi informasi untuk mengetahui perkembangan harga apel dan jeruk regional secara terkini / realtime. Ada aplikasi software yang dapat memberikan informasi komoditas apel dan jeruk, tapi kamu tidak bisa menggunakan karena akses internet belum ada. Faktor biaya, Kalaupun ada akses intenet tapi harganya belum terjangkau. Faktor waktu contohnya ketika kamu tidak punya waktu untuk mempelajari cara menggunakan aplikasi software pemantau harga komoditas tersebut.
Contoh kasus kedua:
Kamu memiliki hobby menulis, dan ingin sekali menulis dan menerbitkan buku, akan tetapi peluang untuk diterima oleh percetakan amat sangat kecil. Kamu tahu ada teknologi platform yang mengakomodasi mereka yang suka dengan menulis, yaitu blog platform. Pada tahap level 0, Kamu hanya sekedar tahu, tapi belum dapat melakukan tindakan menulis di blog, mungkin karena tidak tahu cara memulainya dari mana, haruskan memiliki domain sendiri ? bila iya, bagaimana cara mendapatkan domain sendiri?, lalu siapa yang akan membantu kamu melakukan aktivitas menulis di blog ?
Contoh kasus ketiga :
Kamu ingin sekali mendapatkan penghasilan dari berdagang secara online. teman kamu satu persatu sepertinya semakin sejahtera mendapatkan penghasilan dari berjualan apa saja secara online. kamu melihat mereka sibuk sekali melayani pesanan, mengirimkan pesanan barang ke berbagai penjuru dunia. kamu heran, kenapa teman kamu yang sempat kamu remehkan kemampuannya menjadi hebat berbisnis, padahal yang kamu tahu bahwa teman kamu itu biasa-biasa saja awalnya. Setahun lalu , kamu pernah menanyakan tips dan triknya, dan dari info mereka, kamu tahu sedikit cara kerjanya. tapi sampai sekarang kamu belum berani melakukan tindakan untuk mengikuti jejak mereka. sampai tahap ini kamu berada di level 0 walaupun kamu tahu cara kerja dan teknologi apa saja yang tersedia yang dapat membantu kamu sukses berdagang online seperti teman-teman kamu
Level 1 – Sudah mulai menggunakan tapi belum ada strategi
Pada tahap ini, kita sudah bisa menggunakan teknologi informasi tersebut, tapi belum ada cara / strategi untuk mendapatkan keuntungan tersebut.
Kasus pertama :
walaupun kamu sudah menggunakan aplikasi software untuk mendapatkan informasi harga terkini apel dan jeruk, tapi kamu tidak tahu cara memasarkan hasil pertanian yang kamu miliki secara online, kamu belum memiliki strategi agar apel dan jeruk yang kamu jual dapat diketahui oleh calon pembeli, dengan harga sesuai pasaran. Kamu sudah tahu cara menggunakan email , chat messenger dan social media seperti twitter dan instagram, tapi kamu sekedar posting photo hasil panen apel dan jeruk kamu di channel kamu. banyak orang yang berjualan apel dan jeruk seperti kamu, tapi kamu belum menemukan cara agar calon pelanggan dapat lebih mengetahui produk kamu dibandingkan produk pesaing kamu.
contoh kasus kedua :
Pada level 1, kamu sudah melakukan action menulis kegiatan sehari-hari di blog, walaupun masih menulis di blog gratisan, tidak masalah, yang penting konten tulisan, kamu menulis apa saja yang kamu suka, menulis apa yang ada di pikiran kita, tapi kamu tidak memiliki strategi dan visi untuk apa kamu menulis di blog ? tidak tahu caranya mendapatkan banyak pembaca, tidak tahu cara mendapatkan penghasilan dari menulis ini.
Contoh kasus ketiga :
Kamu diberi info tentang istilah dropship, berdagang tanpa harus stock barang. Akhirnya kamu berani mencoba. kamu mencoba aplikasi blackberry messenger, whatsapp, twitter, facebok, instagram untuk berjualan. pada tahap ini kamu menyebar ke semua kontak kamu , mailing list, group dengan harapan dagangan kamu laku dibeli. Tapi kamu kaget mendapat respond yang negatif seperti di kick dari group , ditegor oleh admin, teman dan orang lain dan sebagainya. Pada level ini kamu sudah menggunakan teknologi akan tetapi belum tahu strategi untuk menerapkan yang baik, benar dan cocok.
Level 2 – Banyak melakukan eksperimen penggunaan teknologi dan sudah memiliki sedikit strategi
Pada tahap ini, kamu sudah berani mencoba menggunakan berbagai macam teknologi informasi yang ada dan cocok untuk bisnis yang kamu miliki,
contoh kasus pertama:
untuk menjual hasil panen, kamu menggunakan informasi harga komoditas terkini, bergabung ke banyak marketplace lokal dan luar negeri tempat bertemunya penjual pembeli hasil panen apel dan jeruk, kamu eksperimen menggunakan payment gateway, memiliki rekening bersama untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan. Kamu membuka website untuk produk apel dan jeruk kamu. kamu menggunkan strategi email marketing.
contoh kasus kedua: Ketika menulis blog, kamu menyadari akan pentingnya personal branding, lalu kamu mulai membuat domain sendiri agar lebih mudah diingat. memiliki strategi untuk mendatangkan pembaca, menghasilkan pendapatan dan memilih topik yang sesuai dengan minat kita. kamu mencoba tools software yang mendukung seperti fitur comment yang dilengkapi anti spam, fitur sharing ke berbagai social media. Pada tahap 2 ini. Kamu sudah sedikit maju menguasai seluk beluk dunia blogging dibanding tahap sebelumnya.
contoh kasus ketiga:
Kasus berdagang online. Pada tahap ini kamu belajar lebih banyak lagi teknik penggunaan aplikasi software. kamu tahu cara rekruit / mendapatkan copywritter, kamu tahu cara mendapatkan seorang atau team peulis cerita , kamu tahu berjualan dengan cara softselling, mengumpulkan kontak email yang tertarik dengan produk kamu. kamu menggunakan layanan delivery email terperaya untuk manajemen email newsletter kamu, menggunakan website untuk pusat informasi barang dagangan kamu, membuat berbagai social media account dan chat messenger untuk mencapai calon pelanggan kamu. Menggunakan fasilitas payment gateway yang terintegrasi dengan website kamu agar mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. kamu melakuka berbagai macam eksperimen dan berani mencoba software/apps tools untuk kegiatan berdagang online kamu.Pada tahap ini kamu sudah memiliki strategi dan dikembangkan terus sampai kamu akan menemukan bentuk terbaik.
Level 3 – Menemukan pola yang tepat dalam pemanfaatan teknologi
Tahap dimana kita sudah terasa mendapatkan banyak manfaat dari teknologi informasi untuk jual beli komoditas. semua rantai bisnis dari mencari bibit , mengembangkan jenis tanaman/buah-buahan, menjual dilakukan menggunakan teknologi informasi. untuk mencari partner kita menemukan dari social media untuk profesional sepert linkedin atau situs B2B marketplace. untuk tips dan trik, kita menemukan situs webinar dan panduan dalam bentuk e-book. untuk mempromosikan dagangan , kita menggunakan chat messenger dan email news letters. pada tahap 3 ini , kita sebagai pedagang online sudah menemukan bentuk implementasi yang tepat akan penggunaan teknologi.
contoh kasus kedua untuk penulis blog. Pada tahap 3 , penulis atau disebut blogger sudah dalam tahap dikenal, personal branding sudah terbentuk , dan sudah menemukan teknologi yang pas cocok untuk aktivitasnya. Kamu tahu cara menarik pembaca dengan menggunakan social media tools, jam berapa saja pembaca kamu sering membaca blog kamu. keyword apa saja yang popular di blog kamu. Tendensi positif ataukah negatif pembaca kamu terhadap tulisan kamu. Berapa banyak jenis artikel yang sering dishare di blog kamu dan sebagainya. Sudah pada tahap berbagi pengalaman dengan orang lain tentang sukses mencapai prestasi ke tahap 3 ini.
Kasus ketiga : Kamu yang berdagang online sudah mulai paham bahwa calon pelanggan tidak suka dijejali oleh iklan , apalagi tipe hard selling. kamu mulai paham pentingnya sebuah cerita dan informasi ketimbang penawaran satu arah tanpa komunikasi. Kamu mulai membuat website / blog untuk informasi dan inspirasi yang berkaitan dengan produk kamu. Kamu menggunakan teknologi digital advertising seperti retargetting agar calon pelanggan yang pernah mampir di website / blog dapat kamu kejar secara halus. kamu memberikan discount khusus automatis untuk mereka yang pernah nyaris bertransaksi (ditandai dengan ciri shopping cart yang terbengkalai). Kamu menggunakan semua channel seperti BBM, Whatsapp, LINE, email , instagram, twitter sebagai alat untuk meraih calon pelanggan. kamu menggunakan website / blog sebagai pusat sumber informasi. Kamu memilki partner dalam melakukan pembayaran dan proses pengiriman.
Perbedaan antara level 3 dan level 2 adalah ketika di level 2 kamu banyak melakukan eksperiment testing, menggunakan banyak rekan partner / vendor, pada level 3 akhirnya kamu memilih yang terbaik menurut pengalaman kamu. di level 3 inilah comfort zone terbangun.
Apabila kamu berada dilevel 3 dengan iklim confort zone yang sudah terbentuk, wajar apabila kamu berhenti melakukan trial and error. ada 2 kecenderungan yang terjadi bila kamu sudah berada di level 3. kamu mengalami peningkatan drastis atau sebaliknya yaitu penurunan. kenapa bisa begitu ? tentu saja , karena kamu tidak berani mengambil resiko mengganti / memodifikasi bisnis yang sudah berjalan baik, kamu takut melakukan eksperimen kembali, karena resikonya besar. Tapi kamu apabila memiliki nyali dan visi berlebih, kamu akan melihat sesuatu yang kurang dan perlu dibangun. akhirnya bila berhasil kamu akan sampai di level 4
Level 4 – menciptakan teknologi sendiri sesuai dengan kebutuhan untuk digunakan di lingkungan sendiri
Images dibuat di pixton.com
Ini adalah tahapan dimana kamu merasa perlu untuk membangun teknologi untuk menunjang bisnis yang kamu punya. Setelah puas di level 3, bila kamu merasa ada yang kurang. kamu akan terpikir untuk membuat sesuatu.
Kasus pertama : Bisnis pertanian komoditas. Kamu akan merasa perlu untuk membuat sistem informasi sendiri melengkapi dengan teknologi yang kamu gunakan sekarang. Andaikan untuk mendapatkan informasi tentang supplier seperti harga, mutu, contact person, kamu menggunakan situs marketplace khusus penjual bahan baku. Kamu berpikir bahwa kamu bisa membuat sistem notifikasi kepada team bisnis kamu, apabila ada penambahan/pergantian informasi secara automatis, akhirnya kamu akan membuat teknologi scrapping dari situs marketplace dan banyak situs yang berhubungan dengan partner / supplier kamu.
kamu membuat system yang dapat mendeteksi hasil pertanian kamu apakah akan memenuhi syarat dari pembeli, system deteksi berupa foto, dan aplikasi melalui pengenalan images akan memberitahu apakah sayuran / buah yang kamu hasilkan memiliki kualitas bagus atau tidak dilihat dari photonya.
pada contoh kasus kedua sebagai Blogger. Kamu mungkin berpikir, sepertinya akan lebih bagus bila kamu punya aplikasi personal untuk membantu kegiatan blogging kamu. aplikasi yang membantu kamu mendapatkan revenue dari blogging. kamu bisa saja membuat aplikasi dimana orang bisa order iklan banner atau review untuk ditulis di blog kamu. mereka cukup mengisi form aplikasi di web atau aplikasi di mobile untuk permintaan pemasangan iklan. Atau kamu membuat aplikasi statistik memantau siapa saja yang berkunjung ke blog kamu , jam berapa dan dari mana mereka datang. aplikasi ini akan langsung memberitahu ke chat telegram messenger kamu dan apabila ada pemasangan iklan, aplikasi ini juga akan memberitahu ke pemasang iklan, bahwa artikel atau banner iklannya sedang dibaca oleh pembaca blog kamu.
contoh kasus pedagang online: kamu tahu ada yang kurang dari cara kamu berbisnis dagangan online kamu, sehingga kamu terpikir untuk mengumpulkan data pesaing kamu yang menjual barang serupa dengan kamu dan pada harga berapa dan spesifkasinya.. kamu membuat crawling engine untuk setiap hari memantau perkembangan harga barang serupa di banyak situs marketplace. kamu mengumpulkan data harga , spesifikasi, proses pengiriman menggunakan layanan apa, dan testimoni pembeli mengenai barang kompetitor yang serupa dengan yang kamu jual.
Level 5 – Menciptakan teknologi sendiri untuk dijadikan bisnis baru
Ini adalah level paling canggih, dimana akhirnya kita dapat menemukan peluang bisnis dengan cara memanfaatkan kelebihan resources dari system IT yang kita miliki untuk dimanfaatkan bersama-sama oleh pihak lain.
Sebagai pedang apel dan jeruk, kamu sudah membuat applikasi scrapping info harga dari marketplace dan kompetitor lain. kamu bisa crawling situs yang membicarakan tentang apel dan jeruk, situs yang menyediakan info calon pembeli buah apel dan jeruk.
kamu punya aplikasi untuk memantau bisnis kamu dari hulu ke hilir. mulai dari mencari supplier, mencari bahan baku, mencari pakar dan mencari pembeli. kamu menggunakan software tools yang saling terintegrasi, campuran dari teknologi yang kamu beli/sewa dari pihak lain, dengan teknologi informasi yang kamu kembangkan sendiri. Akhirnya kamu membuat bisnis baru berupa Saas (software as a services) untuk pengusaha komoditas.
kasus blogger: ketika kamu sudah memiliki aplikasi sendiri untuk menyedikan iklan banner atau job review pada blog kamu untuk menunjang kegiatan blogging kamu, akhirnya kamu membangun bisnis baru yaitu membantu blogger lain untuk mendapatkan penghasilan.
kasus berdagang online:
kamu akhirnya terpikir untuk berbisnis teknologi yang kamu ciptakan sendiri, teknologi yang tadinya bermanfaat untuk bisnis dagangan online kamu, akhir kamu menjual dengan bisnis model layanan Saas (software as a services). Kamu membuat layanan scrapping, dimana target market kamu adalah pedagang online yang memerlukan data scrapping dari berbagai situs marketplace dan e-commerce.
kasus pedagang online: kamu membuat solusi aplikasi mengumpulkan data, mulai dari crawling tiap situs berhubungan dengan produk yang kamu jual, aplikasi mampu mengolah big data, dan mengeluarkan output berupa insight. kamu akhirnya menjual data tersebut kepada masyarakat.
Demikian cerita tentang tahapan adopsi teknologi informasi pada kehidupan sehari-hari. Apabila suatu bangsa memiliki sejumlah masyarakat mayoritas berada di level 3 keatas, maka kesejahteraan masyarakat secara ekonomi akan makin kuat. Negara lain sudah membuktikan, bahwa kemajuan perekonomian banyak tertumpu pada penguasaan teknologi bukan lagi pada faktor sumber daya alam seperti mineral , hutan , laut dan tanah. Sekedar menguasai belum cukup, tapi akan lebih baik apabila menciptakan teknologi sendiri yang tepat guna dibutuhkan oleh masyarakat lingkungan sekitar.