Bagaimana Blockchain dapat menyelamatkan hutan indonesia ?

Carbon Conversation dan Perusahaan teknologi platform DappBase berencana menyelamatkan hutan indonesia melalui skema crowdfunding yang akan disalurkan kepada kampung-kampung atau dusun di wilayah Aceh. Besar sumbangan tergantung kepada luas lahan yang berhasil diselamatkan/dijaga dari usaha pembakaran. Diperkirakan rata-rata $10,000 per 1 kampung/dusun. Total crowdfunding / dana yang akan dikumpulkan sebesar $100,000. Ini adalah pilot project yang akan dimulai desember 2017 nanti. Program ini merupakan tahunan, dana akan distribusikan antara may dan september setiap tahun.

Banyak pertanyaan yang muncul, ketika membaca artikel ini, dimulai apa, kenapa dan bagaimana. Pertanyaan pertama ?

  1. Hutan diselamatkan dari apa?, begini, setiap tahun terjadi kebakaran di hutan indonesia, terutama kalimantan dan sumatra? Kebakaran itu disebabkan apa ? Dulu secara naif saya berpikir, hutan terbakar karena api, ya jelas dong karena api, Ternyata konon menurut kabar, hutan terbakar karena sengaja dibakar , bertujuan usaha pembukaan lahan untuk ditanami kelapa sawit. Kelapa sawit menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Apakah pembakaran hutan ini menguntungkan ? Menguntungkan secara ekonomis, bagaimana dampak jangka panjang terhadap keselamatan manusia di planet bumi ?. Apakah merugikan atau menguntungkan ? Tentang pengaruh pembakaran hutan dan keselamatan planet Bumi bisa dicari di google selanjutnya ya. Sekarang ke pertanyaan lebih lanjut

  2. Kenapa dibutuhkan sumbangan untuk usaha penyelamatan hutan ?. Jumlah hutan semakin menurun, padahal hutan itu adalah tempat hidup ribuan spesies tertentu, Hutan menjaga keseimbangan ekosistem alam, mengurangi emisi karbon. Hal yang paling berbahaya saat ini bagi penduduk bumi adalah ancaman efek rumah kaca akibat carbon yang dibuang keudara akbiat dari industri pabrik. Kebakaran hutan berperan dalam memperburuk tertumpuknya Co2 di atmosfir yang mengakibatkan pemanasan global. Sumbangan dibutuhkan untuk iming-iming agar penduduk di sekitar hutan tersebut turut berperan serta dalam usaha menjaga pembakaran hutan. Besar sumbangan akan ditentukan berapa luas permeter area yang berhasil dijaga oleh setiap kampung/dusun di wilayah hutan aceh.

  3. Apa hubungannya usaha sumbangan/crowd-funding dengan blockchain ? Nah inti artikel ini adalah menjelaskan pertanyaan ketiga ini. Hubungan blockchain dan implementasi blockchain dalam usaha penyelamatan hutan Indonesia.

Jadi begini, DappBase adalah perusahan teknologi yang menyediakan protokol blockchain, aplikasi tersebar/distributed/desentralise dalam jaringan bernama lamda network. DappBase memiliki visi membantu manusia memanfaatkan teknologi blockchain untuk menyimpan dokumen informasi dan transaksi keuangan secara tersebar/desentralise. System tersebar/desentralise akan memungkinkan setiap pihak yang berkepentingan mendapatkan dokumen yang identik , valid dan tidak dapat diubah walaupun ada di setiap komputer di seluruh dunia. Bagaimana bisa suatu dokumen dapat diubah di komputer A, lalu akan berubah juga di Komputer B,C dan jutaan komputer lainnya ?. Itulah saktinya blockchain. Lalu bagaimana kira-kira detail implementasi untuk projek penyelamatan hutan ini?.

Dalam artikel tersebut memang tidak diulas detail, tapi ketika kita membaca whitepaper DappBase disini https://dappbase.github.io/whitepaper/latest.pdf, saya ada bayangan sedikit bagaimana kira-kira teknologi ini akan bekerja. Disclaimer sejenak. Bayangan cara kerja yang tertulis dibawah ini adalah murni hasil perkiraan/karangan saya sendiri, besar kemungkinan tidak tepat. Jumlah sumbangan, jumlah luas area, jumlah wilayah tidak mencerminkan situasi sesungguhnya. Dibuat untuk sekedar memberikan bayangan bagaimana kira-kira teknologi blockchain akan bekerja.

  1. Pertama akan dibuat apps yang menentukan jumlah supply tahun pertama, katakanlan $100,000 , ditentukan suatu nama token, sebut saja TokenForest. Dibuat initial fund sebanyak 100,000 TokenForest. Dibuat smartcontract account atas nama Organisator dalam hal ini Carbon Conversation:

  2. Setiap penyumbang dapat membeli 100,00 TokenForest senilai $1. Setiap pembeli akan mendapatkan wallet tempat menyimpan TokenForest tersebut. Penyumbang dapat mengirimkan dana melalui bitcoin,ethereum, dollar, pondsterling, ataupun lainnya ke account organisator dalam hal ini Carbon Conversation.

  3. Ditentukan tanggal peluncuran token dan penutupan token. Target token yang terkumpul adalah 100,00 TokenForest pada tanggal 31 desember 2017.

  4. Aplikasi smartcontract akan mendistribusikan 100,000 TokenForest tersebut kesemua pembeli token.

  5. Organisator dalam hal ini Carbon Conversation akan memegang smartcontract wallet. Organisator awalnya akan memiliki 100,00 TokenForest dan ketika 31 desember 2017 berakhir, akan mendistribusikan masing-masing TokenForest kepada pembeli/penyumbang usaha konservasi hutan. Katakanlah ada 100,000 penyumbang yang masing-masing membeli 1 TokenForest. sehingga setiap penyumbang akan memiliki wallet tempat menyimpan TokenForest. Nilai atau jumlah TokenForest adalah bukti sumbangan yang dimiliki oleh setiap penyumbang.

  6. Dengan teknologi blockhain, setiap orang dalam satu blockchain (dalam hal ini lambda network) tersebut akan mengetahui besar sumbangan dan siapa penyumbang.

  7. Ketika bulan-bulan rawan kebakaran terjadi (may-september), akan dilihat berapa luas lahan yang tidak terbakar atau berhasil dijaga dari usaha kebakaran. Katakanlah ada 10 wilayah dengan luas masing-masing 10,000 meter persegi. Luas total seluruh wilayah seluas 100,000 meter persegi yang dijaga dari bahaya kebakaran, dan realitasnya dari masing-masing wilayah ada 9,000 meter persegi yang berhasil dijaga dari kebakaran, sedang 1,000 meter persegi dari masing-masing wilayah terbakar. Maka sumbangan total $100,000 (berupa 100,000 TokenForest) tersebut akan diberikan kepada 10 wilayah dengan jumlah persentase meter persegi yang tidak terbakar. Maka masing-masing wilayah akan mendapatkan $9,000 (berupa 9,000 TokenForest). Jadi Total dana yang bisa disumbangkan $90,000 (90,000 TokenForest)

  8. Setiap 10 wilayah akan diwakilkan oleh 10 wallet Token Forest, dan kini masing-masing mendapatkan dana 9,000 TokenForest karena masing-masing wilayah berhasil mempertahankan 9,000 meter persegi. Total luas lahan yang diselamatkan adalah 90,000 meter persegi dan total luas lahan terbakar 10,000 meter persegi. 90% luas lahan berhasil dicegah dari usaha kebakaran, nah kini masing-masing 10 wilayah mendapatkan sumbangan $9,000 yang diwakilkan oleh 9,000 TokenForest

  9. Apps Smart contract akan menyalurkan bantuan berupa tokenForest ke masing-masing wilayah yang diwakilkan oleh 10 wallet TokenForest. Proses ini berlangsung automatis, apps akan berjalan sesuai dengan data luas lahan yang tidak terbakar, dan transfer ditujuan ke wallet penerima bantuan.

  10. Lalu setelah total sejumlah 90,000 Token disalurkan ke 10 wilayah , kini masing-masing penyumbang yang tadinya memiliki 1 TokenForest akan berkurang menjadi 0,1 TokenForest, karena 0.9 TokenForest sudah disalurkan ke wallet penerima sumbangan. Dengan cara apa penerima sumbangan ini mencairkan bantuannya ?.

  11. Dari hasil sumbangan automatis tersebut, kini 10 wilayah akan memiliki jumlah token forest sebanyak 9,000 TokenForest (senilai $90,000), untuk mencairkannya mereka perlu mengirimkan TokenForest ini ke pihak Carbon Conversation untuk ditukarkan dengan dana atau bantuan senilai sejumlah token tersebut. Bantuan tersebut dapat berupa bangunan sekolah, tempat ibadah, pendidkan, infrastruktur, pasar , bangunan sosial

  12. Dengan bantuan Teknologi Blockchain, akan dicatat konversi sumbangan tersebut akan menjadi apa, siapa yang akan mensetujui, kapan akan diterima. Catatan berupa distributed ledger desentralise akan tercopy/clone ke semua jaringan network ini, tersebar ke para penyumbang, penerima bantuan dan team organisator. Masing-masing pihak dapat melakukan audit setiap dokumen yang terkirim.

  13. Lalu setelah tahun pertama berjalan, bagaimana mekanisme tahun kedua ?, perkiraan akan memiliki pola yang sama, bagaimana bila jumlah sumbangan dinaikkan 2 atau 3 kali lipat dari $100,000 menjadi $200,000 atau $300,000. Organisator bisa merubah konversi dari 1 Token Forest yang tadinya senilai $1 dolar menjadi $2 atau $3. Masih ingat kan pada posisi akhir token pertama, Carbon conversation memiliki 90,000 TokenForest, sedangkan sisa total pada penyumbang sebanyak 10,000 TokenForest. Dengan dana 90,000 TokenForest, Carbon Consersation dapat menjual Token tersebut sebagai bentuk sumbangan.

Kenapa harus blockchain ? Karena saat ini, teknologi blockchainlah yang akan menjawab kemampuan penyebaran dokumen/informasi secara desentralise tapi tetap aman dari bahaya gangguan manipulasi / perubahan data. Dana yang disalurkan akan terlacak sistematis, ada urutan kronologis, dan signature/tanda tangan penanggung jawab.

Sekali lagi, diingatkan, bahwa ilustrasi diatas ini adalah hasil bayangan perkiraan saya sendiri, sangat tidak menjamin akan akurat, ilustrasi dibuat berdasarkan artikel dan whitepaper DappBase. Atikel ini dibuat untuk menjawab pertanyaan rekan saya yang memiliki usaha konservasi hutan.

Sumber Artikel :

http://www.eco-business.com/news/can-blockchain-save-indonesias-forests/

Switch to our mobile site