Bayangkan situasi ini, kita berada di coffee shop, berbaris antri bersama belasan pengunjung lain, selagi antri, kita merencanakan pesanan beberapa cemilan dan minuman.
ketika tiba gilirannya, kita menyebutkan 1 ice coffee dan 1 muffin,
total mungkin sekitar 50,000. Petugas kasir menerima pembayaran dan meneruskan order,
setelah itu kita mencari tempat duduk yang kosong. Tidak ada hal yang aneh dengan cerita ini.
Sekarang bayangkan apabila coffee shop menyediakan aplikasi chatbot
yang bisa kita akses melalui telegrambot, line messenger, facebook messenger, Kik , Viber atapun Skype. Pengunjug bisa langsung duduk, buka aplikasi messenger, chat dengan chatbot, chatbot melayani pesanan dan merekap semua pembelian, lalu menanyakan identitas kita seperti nama, email , nomor whatsapp dan tempat duduk dimana kita berada pada saat itu. Apa gunanya identitas ini, Identitas bisa digunakan untuk mendapatakan discount apabila kita telah melakukan sebanyak 5 kali pembelian, 10 kali pembelian
atau total belanja sebanyak rp 150,000. Ada fungsi CRM (customer relation management)
yang diimplementasikan pada chatbot ini. Discount akan diberikan ketika
bot ini mengetahui profile customer. Bot kemudian mengirimkan invoice melalui email atau nomor hape, kita melalukan pembayaran digital melalui payment gateway.
setelah pembayaran selesai, order akan dilanjutkan ke bagian dapur dan dalam beberapa menit, barang pesanan akan tiba di meja pengunjung.