Tentang Desentralise Identity

Saat ini, data yang kita miliki, seperti data nama, alamat rumah,tanggal lahir,email ,nomor telpon, gaji, nama pasangan, nama anak, alamat kantor, sekolah/almamater, pengeluaran bulanan, dan sebagainya tersimpan di banyak tempat oleh banyak institusi/organisasi tanpa kita bisa kuasai/kontrol penuh.

Data yang kita miliki berada dan dimiliki oleh beberapa pihak seperti pihak pemerintah, sekolah, universitas, Bank, asuransi, kantor tempat bekerja, e-commerce, social media, agency kerja, pemilik brand, Lembaga keuangan, Kantor Imigrasi, Toko,pemilik usaha, kantor pajak dan sebagainya.

Hal ini kita anggap sangat normal karena memang begitulah keadaan saat ini. Walaupun sebenarnya data kita sangat rawan terhadap pencurian indetitas, pencurian

data keuangan,pelanggaran privasi, banyak orang tidak terlalu perduli dengan hal ini.

Sejak lahirnya konsep blockchain yaitu database/ledger yang tersebar secara publik dengan sistem proteksi/sekurity yang bagus, dan diImplementasikan dalam bentuk nyata yaitu Bitcoin sebagai digital currency, timbul-lah kesadaran akan konsep identitas yang disimpan dalam database publik akan tetapi aman dari perubahan data dan konten tetap aman dari intipan orang lain karena tersimpan dalam bentuk enkripsi.

Seperti apa sih Desentralise identity itu ? Bagaimana implementasinya ?

Mengelola data 10,000 orang, 100,000 orang, 1 juta orang,10 juta orang adalah tugas yang amat berat, menjaga dari kebocoran data user/pelanggan/orang tersebut memerlukan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi memastikan / memverifikasi apakah orang tersebut real orang atau fake ataupun Bot adalah hal yang tidak mudah.

Bayangkanlah sebuah institusi e-commerce,bank,lembaga keuangan , asuransi, leasing atau organisasi apapun yang memerlukan semacam KYC (know your customer) sebagai syarat memastikan bahwa customernya/pengguna jasanya adalah orang yang memiliki kredibilitas baik/real person. Ada 2 pilihan, pertama adalah seperti biasa, memastikan bahwa proses KYC berjalan baik, mengumpulkan data valid tiap customer, meminta identitas KTP/SIM,surat kelakukan baik, Kartu Keluarga, NPWP dan sebagainya. Menyimpan data tersebut secara digital pada beberapa server. Pilihan kedua adalah membangun infrastruktur bersama dengan beberapa pihak, di-mana nantinya data tiap kustomer disimpan pada jaringan blockchain berbentuk ledger, dimana ledger itu adalah data setiap customer. Pihak pemerintah diajak untuk membangun data setiap penduduk serupa KTP yang datanya disimpan dalam jaringan blockhain. User diberikan publik key pada setiap data yang disimpan, dan apabila pihak bank menginginkan / memverifikasi data tersebut,

Page 1 of 4 | Next page