Ketika Chatbot berperan sebagai pengganti kasir dan point of sales.
tidak perlu download aplikasi baru, cukup gunakan aplikasi chat messenger yang sudah ada dan join ke telegrambot,facebook pages atau channel Line milik coffee shop tersebut. Pengunjung akan dilayani bot yang dapat bertindak sebagai pelayan di depan kasir.
Tapi bukankah aneh, suatu coffe shop tanpa ada kasir ?tapi kan sudah ada tuh supermarket tanpa kasir ?
Mari kita bandingkan situasi pertama dengan situasi kedua.
1. Perbandingan dari perspektif pengunjung:
Apakah lebih nyaman datang ke coffee shop , antri sebentar, lalu menunggu barang diantar ke meja.
Atau
Datang ke coffee shop , langsung duduk, pesan melalui aplikasi messenger, bayar dengan payment gateway, kemudian menunggu barang diantar ke meja.
2. Perbandingan dari perspektif pemilik usaha.
Menyediakan kasir dan perangkat cash register atau point of sales.
Atau
Menyediakan aplikasi chatbot yang dapat diintegrasikan dengan NLU (Natural Language Understanding) , module payment gateway dan CRM (Customer Relation Management)
Bila ongkos biaya yang dikeluarkan sama, situasi mana yang lebih dipilih oleh pengunjung ataupun sebagai pengusaha ?
Dari sisi pengunjung, harga tetap sama dengan situasi umum, dari sisi pemilik usaha, ongkos investasi yang dikeluarkan
tetap sama atau mungkin bisa lebih murah, karena biaya bulanan membayar tenaga kerja kasir lebih mahal dibandingkan dengan biaya hosting pada suatu cloud.
Pertanyaannya apakah ada saat ini ada contoh praktis seperti skenario ke2 diatas, yaitu coffe shop yang terbukti sukses menyediakan chatbot untuk pengunjungnya ? mungkin dalam waktu dekat akan ada, atau mungkin sudah ada tapi masih dalam tahap uji coba.
Ditahun 2016 saya pernah berpikir akan hal ini, akan tetapi hal paling sulit adalah bagaimana cara membuat chatbot yang dapat berlaku sebagai manusia, mampu bertanya order apa yang ingin dipesan, melakukan perhitungan total belanja, melakukan perhitungan discount apabila pengunjung ini berhak mendapatkan discount, mampu membatalkan pesan apabila pengunjung berubah pikiran, dan hal-hal lainnya yang bisa dilakukan manusia tetapi belum bisa dilakukan oleh chatbot. Sampai diawal tahun kemarin menemukan solusi berupa DialogFlow , setelah melakukan beberapa experiment di akhir pekan atau waktu luang malam hari. Sepertinya sangat memungkinkan untuk mencoba merealisasikan hal ini.
Beberapa hal yang perlu dibuat
1. file spreadsheet berisikan data menu produk , deskripsi, harga dan images gambar
2. script untuk memindahkan data dalam format spreadshet ke dalam format database SQL ataupun NoSQL.
3. JSON file untuk generate entities secara automatis berdasarkan data menu/produk. File JSON ini akan di-import pada dashboard Dialogflow
4. JSON file yang memuat Core Conversation yang umum terjadi antara cashier dengan pengunjung.
5. Script file yang akan menjadi perantara / bridge antara dialogflow dengan application server. Dari application server akan diteruskan ke database server.
6. Log script conversation sebagai bahan training untuk chatbot agar semakin pintar setiap hari.
Bila semua ini terselesaikan dengan baik , maka Chatbot Engine untuk coffee shop siap digunakan.
Page 2 of 2 | Previous page