evolusi online display advertising

ini adalah video bagus yang  menjelaskan tentang online display advertising. Pada jaman dahulu kala, ketika internet baru saja dikenal masyarakat luas sekitar tahun 1995, orang melihat potensi advertising dengan cara menempatkan iklan berbentuk banner. Awalnya internet hanya digunakan oleh kaum akademisi dan militer.
akan tetapi setelah penggunakan protokol http (world wide web) meluas, sejarah penggunaan iklan bannerpun dimulai. mari kita dengar kisahnya disini

0:14 – 0:40
pada awalnya advertiser / digital agency berhubungan langsung dengan publisher / pemilik website.
system yang disepakati adalah pemasangan banner selama durasi tertentu. dengan reward ditentukan oleh banyaknya impressi yang ditampil. System dikenal dengan CPM (cost per mile) atau juga disebut cost per impression yaitu biaya yang diperlukan untuk per 1,000 kali tampil.

0:41 – 0-50
ketika internet makin berkembang, munculah banyak publisher/pemilik website, tentunya advertiser / digital agency yang tadinya berhubungan dengan 1-2 publisher, makin repot karena harus contact dengan 5-10 publisher, 10-20 publisher atau bahkan sampai 100 publisher.

0:51 – 1:07
untuk mengatasi masalah ini, munculah advertising network, yaitu entity bisnis baru yang membantu advertiser / digital agency berhubungan dengan banyak publisher sekaligus. Advertising network juga membantuk dalam mengkategorisasikan jenis konten yang diperlukan oleh publisher. metode CPC mulai dikenal. beberapa adNetwork yang popular antara lain Adbrite, DobuleClick, Chitika, InfoLinks, adWords, yahoo publisher network. untuk khusus Blog, di Indonesia ada idblognetwork.com

1:08 – 1:38
Internet makin berkembang terus, ratusan adnetwork baru mulai banyak bermunculan, ratusan ribu publisher barupun muncul terus, masalah yang timbul adalah ketika advertiser / digital agency melakukan penyebaran digital campaign di banyak atau beberapa adnetwork, kemungkinan ada inefisiensi biaya. Misalkan suatu brand berpromosi di website A dan website B. Jumlah pengunjung website A sebanyak 500 pengunjug, pengunjung website B sebanyak 500 pengunjung juga. sehingga asumsinya terdapat total 1,000 pengunjung. ternyata setelah dianalisa terdapat irisan pengunjung yang sama pada website A dan website B. diketahui 50 % pengunjung website A ternyata juga mengunjunggi website B. jadi total pengunjung di website A dan B bukanlah 1,000 melainkan 750 pengunjung. sehingga perlu dipikirkan cara baru agar tidak terjadi overlapping audience ketika melakukan digital campaign.

1:39 – 2:03
Munculah AdExchange, AdExchange adalah platform yang memfasilitasi lelang jual-beli iklan online.
yang terkenal antara lain AdECN (dibeli oleh microsoft pada agustus 2007, tapi sepertinya sudah ditutup),
Right Media (dibeli yahoo pada April 2007) dan DoubleClickAd (dibeli google pada May 2007).
dengan AdExchange, memungkinkan Advertiser / Digital Agency untuk mentarget pada audience ketimbang inventory / konten / jenis website. pada AdExhange : Buyer memilih target audience bukan memilih domain website. Buyer yang menang dengan bid tertinggi, akan mendapatkan penampilan / impressi lebih banyak.

2:03 – 2:25
Perkembangan selanjutnya Adnetwork dan AdExchange berjalan bersama, akan tetap dengan pembedaan seperti berikut, pada AdExhcange , target berdasarkan spesific audience, pada AdNetwork target pada aggregate konten/channel. proses optimasi efisiensi masih berlanjut ditahap ini. Konsep Real Time Bidding mulai dikenal pada AdExchange

2:26 – 2:43
selanjutnya , Digital Agency yang berperan sebagai Representatif Brand/Advertiser, membangun ATD (agency Trading Desk), dimana pada ATD tersebut disetup / dibangun DSP platform untuk berhubungan dengan banyak AdExchange pada 1 dashboard (single user interface). fungsi DSP ini adalah membantu digital agency dalam melakukan campaign monitoring, campaign controlling, campaign setup pada banyak AdExchange , AdNetwork,
Publisher, Reporting campaign. Proses Bidding Harga, Controlling budget, Optimasi target audience, Analisa ROI dapat dilakukan disini. semua system terintegrasi disini dan dilakukan secara realtime.

2:43 – end
oke, ini adalah sisi dari buyer / advertiser sebagai pembeli, bagaimana dari sisi dari pejual / publisher ?
Muncul entity business yang bernama SSP (supply side platform atau sell side platform). SSP adalah optimasi revenue dari sisi Publisher. bila dari sisi Buyer / advertiser menghendaki harga semurah mungkin, maka dari sisi SSP, mengharapkan harga setinggi mungkin. harga terlalu rendah, publisher akan menolak. harga terlalu tinggi, advertiser / buyer akan menolak. contoh SSP yang terkenal adalah AdMeld (sudah dibeli google juga), pubMatic, RubiconProject dan di-indonesia ada Adskom.com

demikian 3 menit penjelasan evolusi online digital advertising dalam bentuk video presentasi oleh IABUK (Internet Advertising Bureau United Kingdom) – http://www.iabuk.net/

Lain kali kalau lagi mood akan dibahas lagi mengenai ekosystem online advertising dan RTB (real time bidding), oya pertanyaan: Bagaimana situasi online advertising di Indonesia ? sudah sampai ditahap manakah ?

 

Switch to our mobile site